MOTOR LISTRIK
A. Pengertian
Motor Listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik
menjadi energy kinetik. Dasar kerja motor hampir sama dengan alat pengukur
listrik, yaitu perputaran kumparan berarus listrik dalam suatu medan magnet.
Alat yang dapat melakukan perubahan arah aliran dinamakan komutator yang
terpasang pada poros motor.
Komponen utama dari motor listrik yaitu; sebuah magnet yang
berbentuk U dengan ruang berbentuk silinder di antara kutub-kutubnya, sebuah
kumparan yang dapat berputar di antara kutub magnet, dua buah sikat, dua buah
cincin belah.
Cara kerja motor berdasarkan asas bahwa kawat yang berarus
listrik mengalami gaya Lorentz di dalam medam nagnet.
Gambar Motor Arus Searah
Misal,
sebuah kumparan kawat yang berarus listrik berada di dalam medan magnet serba
sama seperti Gambar 20. Arah garis gaya magnet dari kiri ke kanan, sedangkan
arah arus listrik seperti terlukis dengan anak panah.
Gaya dari
medan magnet bekerja pada kawat di kedua sisi yang dapat dicari dengan aturan
Fleming (aturan tangan kiri), seperti berikut :
” Jika telunjuk tangan kiri menunjuk
arah yang sama dengan arah garis gaya dan jari tengan menunjuk arah yang sama
dengan arah arus, maka ibu jari menunjuk arah gerakan kawat”
Jadi pada gambar 20 itu kawat yang
kiri bergerak ke atas dan yang kanan
bergerak ke bawah, karena kedua gaya tersebut sama besar, sejajar dan
berlawanan arahnya, maka pada kumparan tersebut bekerjalah suatu kopel kekuatan.
Supaya
kopel ini senantiasa sama arahnya, dipergunakan sebuah komutator yang mengubah
arah arus dalam kumparan apabila telah melintasi daerah netral.
Bagian
yang berputar dinamakan Rotor dan bagian yang tidak bergerak yang dilengkapi
dengan kutub-kutub magnet disebut Stator. Gaya magnet dari kutub-kutub stator
ini dapat diperoleh dengan arus yang melalui Rotor (seri), atau dengan sebagian
arus yang dialirkan ke motor (shunt).
Motor
listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energy gerak atau
kinetik. Dasar kerja motor listrik adalah hampir sama dengan dasar kerja alat
pengukur listrik, yaitu perputaran kumparan berarus listrik, yaitu perputaran
kumparan berarus listrik ke dalam medan magnet.
Motor listrik mempunyai bagian utama
yaitu ;
a. Sebuah magnet tetap berbentuk U
dengan ruang di antara kutub-kutubnya berbentuk selinder.
b. Sebuah kumparan yang dapat
berputar diantara kutub-kutub magnet tetap
c. Dua buah sikat S1 dan S2
d. Dua buah cincin belah B1 dan B2
B.
PRINSIP KERJA MOTOR LISTRIK
1. Arus listrik masuk melalui sikat S2
ke belahan B2, dari B2 arus mengalir melalui kumparan ke belahan B1 Ke sikat
S1.
2. Arus listrik ini memutar kumparan
sampai bidang kumparan menghadap magnet kutub-kutub magnet tetap. B1 dan B2
berputar.
3. Tepat pada saat iru B2 bersentuhan
dengan S1 dan B1 bersentuhan dengan S2. Sekarang arus dalam kumparan menjadi
dari S2 ke belahan B1 melalui kumparan lalu kebelahan B2 terus ke sikat S1. Jadi
arus sekarang dalam kumparan berubah. Dengan demikian kumparan berputar
setengah putaran lagi, demikian seterusnya tiap kali bidang kumparan berhadapan
dengan kutub-kutub magnet tetap. Arah arus diubah oleh cincin belah itu yang
terbuat dari penghantar dan disebut Komutator.
4. Pengaruh medan magnet terhadap
kumparan itu paling besar ketika bidang kumparan tidak terletak sejajar dengan
garis-garis gaya. Sedangkan pengaruh medan magnet terhadap putaran kumparan
paling kecil ketika bidang kumparan itu tegak lurus garis-garis gaya. Maka dari
itu kumparan motor itu menggunakan satu kumparan yang berjalan agak tersentak sentak.
Untuk
menghaluskan putaran maka digunakan dua buah kumparan, yang satu tegak lurus
dengan yang lain, dengan dua pasang cincing belah. Dengan cara ini bila
kumparan yang satu tegak lurus pada garis gaya maka kumparan yang lain sejajar
dengan garis gaya.
Untuk
membuat motor listrik yang kuat maka kumparan yang digunakan lebih banyak lagi,
begitu pula cincin belahnya. Kumparan-kumparan diletakkan pada alur-alur sebuah
selinder besi disebut Anker atau Sauh. Ujung-ujung tiap kumparan berakhir pada
komutator yang berupa plat-plat tembaga yang tersekat atau sama lain tersusun
sekeliling anker sedangkan sikatnya terbuat dari karbon.
Perlu
diketahui bahwa pengaruh paling besar medan magnet terhadap kumparan adalah
ketika bidang kumparang tidak sejajar dengan garis-garis gaya magnet. Sedangkan
pengaruh medan magnet terhadap kumparan paling kecil ketika bidang kumparan
berada tegak lurus dengan garis-garis gaya medan magnet. Hal ini akan
mengakibatkan jalan motor tersentak-sentak, sehingga diperlukan paling tidak
dua buah kumparan yang saling tegak lurus serta dua
pasang cincin belah.
Untuk
membuat motor listrik yang kuat maka diperlukan lebih banyak lagi kumparan dan
cincin belahnya. Kumparan-kumparan tersebut diletakkan pada alur-alur sebuah
selinder besi disebut anker. Ujung dari setuap kumparan berakhir pada sebuah
komutator yang berupa plat tembaga dan tersekat satu dengan yang lainnya,
tersusun mengelilingi anker, sedangkan sikat terbuat dari karbon.
Sesuai
dengan Hukum Lenz, setiap GGL induksi berkelakuan melawan perubahan yang
menghasilkannya. Dengan demikian induksi diri selalu dalam arah sedemikian rupa
sehuingga melawan perubahan arus dalam rangkaian. Jika kumparan atau rangkaian
listrik mempunyai sifat melawan setiap perubahan arus dalam rangkaian,
dikatakan mempunyai induksi diri atau induktansi, yang bersatuan Henry.
Rangkaian mempunyai induktansi satu Henry jika GGL satu volt diinduksikan dalam
rangkaian ketika arus berubah dengan laju satu amper per sekon.
C.
Jenis-Jenis Motor Listrik
1.
Motor DC
Motor arus searah, sebagaimana
namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan
khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang
tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Gambar 3 memperlihatkan sebuah motor
DC yang memiliki tiga komponen utama:1
§ Kutub
medan. Secara
sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan
dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor
DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik
energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk
motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih
elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar
sebagai penyedia struktur medan.
§ Dinamo.
Bila arus masuk menuju dinamo, maka
arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder,
dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang
kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,
sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi,
arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
§ Commutator.
Komponen ini terutama ditemukan
dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam
dinamo. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber
daya.
Gambar Sebuah
motor DC
Keuntungan utama motor DC adalah
sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya.
Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
§ Tegangan dinamo – meningkatkan
tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan
§ Arus medan – menurunkan arus medan
akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC
tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk
beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti
peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan
perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor
tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak
berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal
dibanding motor AC.
Hubungan antara kecepatan, flux
medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan
berikut:
Gaya elektromagnetik: E = KΦN
Torque: T = KΦIa
Dimana:
E =gaya elektromagnetik yang
dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus
dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per
menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan
2.1.1 Motor DC sumber daya terpisah/
Separately Excited
Jika arus medan dipasok dari sumber
terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah/ separately excited.
2.1.2 Motor DC sumber daya sendiri/ Self
Excited: motor shunt
Pada motor shunt, gulungan
medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo
(A) seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total arus dalam jalur
merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
Gambar
Karakteristik motor DC shunt
Berikut tentang kecepatan motor shunt
(E.T.E., 1997):
§ Kecepatan pada prakteknya konstan
tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu setelah kecepatannya
berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial
dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
§ Kecepatan dapat dikendalikan dengan
cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang)
atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).
2.1.3 Motor DC daya sendiri: motor
seri
Dalam motor seri, gulungan medan
(medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A) seperti
ditunjukkan dalam gambar 5. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation,
1997; L.M. Photonics Ltd, 2002):
§ Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
§ Harus dihindarkan menjalankan motor
seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk
penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi, seperti
derek dan alat pengangkat hoist (lihat Gambar 5).
Gambar Karakteristik Motor Seri DC
2.1.4
Motor DC Kompon/Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan
motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan
(medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dynamo
(A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki torque
penyalaan awal yang bagus dan
kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase
gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque
penyalaan awal yang dapat ditangani
oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk
alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor komponen yang standar (12%) tidak
cocok (myElectrical, 2005).
Gambar Karakteristik Motor Kompon DC
2.2
Motor AC
Motor arus
bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada
rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik:
"stator" dan "rotor" seperti ditunjukkan daalam Gambar 7.
Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik
berputar untuk memutar as motor.
Keuntungan
utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit
dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak
frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya.
Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya
dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah
atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap
berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).
2.2.1
Motor sinkron
Motor sinkron adalah motor AC,
bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini
memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque
awal yang rendah, dan oleh karena
itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti
kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu
untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim
yang menggunakan banyak listrik.
Gambar Motor Sinkron
Komponen utama motor sinkron adalah
(Gambar 7):
§ Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron
dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan
yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan
magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus
DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila
dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
§ Stator. Stator menghasilkan medan magnet
berputar yang sebanding dengan frekwensi yang dipasok. Motor ini berputar pada
kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003):
Ns = 120 f / P
Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub
2.2.2 Motor induksi
Motor induksi merupakan motor yang
paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena
rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung
disambungkan ke sumber daya AC.
a. Komponen
Motor induksi memiliki dua komponen
listrik utama (Gambar 8):
§ Rotor. Motor induksi menggunakan dua
jenis rotor:
o
Rotor
kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak
slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya
dengan alat cincin hubungan pendek.
o
Lingkaran
rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat
melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya
dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as
dengan sikat yang menempel padanya.
§ Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings
dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini
dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri
sebesar 120 derajat
Gambar Motor Induksi
c.
Klasifikasi motor induksi
Motor induksi dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):
§ Motor induksi satu fase. Motor ini
hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya
satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat
untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang
paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci
dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
§ Motor induksi tiga fase. Medan
magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor
tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau
gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan
sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis
ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga
ratusan Hp.
d.
Kecepatan motor induksi
Motor induksi bekerja sebagai
berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan
magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor
menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator,
yang menyebabkan rotor berputar.
Walaupun begitu, didalam prakteknya
motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar”
yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut
disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip
hanya terjadi pada motor induksi.
Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/ slip ring,
dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser/ slip ring motor”.
Persamaan berikut dapat digunakan
untuk menghitung persentase slip/geseran (Parekh, 2003):
%
Slip = Ns – Nb x 100
Ns
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
e. Hubungan antara beban, kecepatan
dan torque
Gambar 9 menunjukan grafik torque-kecepatan
motor induksi AC tiga fase dengan arus yang sudah ditetapkan. Bila motor
(Parekh, 2003):
§ Mulai menyala ternyata terdapat arus
nyala awal yang tinggi dan torque yang rendah (“pull-up torque”).
§ Mencapai 80% kecepatan penuh, torque
berada pada tingkat tertinggi (“pull-out torque”) dan arus mulai
turun.
§ Pada kecepatan penuh, atau kecepatan
sinkron, arus torque dan stator turun ke nol.
Gambar
Grafik Torque-Kecepatan Motor Induksi AC
3-Fase
0 komentar:
Posting Komentar